Widia Story: Visit Muara Teweh, Kalimantan Tengah

By Widia Anggraeni - August 21, 2023

Hello everyone,

I have been quite busy and occupied with life lately, and it is already August 2023 without any new articles posted. However, I would like to share a story about my visit to Muara Teweh one of the cities in Central Kalimantan.


Berikut informasi dari Wikipedia:

Muara Teweh adalah ibu kota Kabupaten Barito Utara yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Kabupaten Barito Utara. Muara Teweh juga merupakan sebuah kawasan yang terletak di provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Pertambangan batu bara dan emas serta perkebunan kelapa sawit, rotan dan karet merupakan produk andalan dari Kabupaten Barito Utara.

31 Oct 2022 - 1 Nov 2022: Agenda selama di Muara Teweh yaitu memberikan training kepada Customer selama 2 hari. 

Kali ini penulis akan membagikan beberapa opini pribadi penulis mulai dari kuliner hingga akomodasi.

Perjalanan dimulai dari Jakarta menuju Banjarmasin dengan Pesawat 1 jam 45 menit, namun dikarenakan penerbangan pesawat Wings Air ke Muara Teweh terbatas, membuat penulis harus menempuh jalur darat selama 9 jam. Yes, 9 Jam lamanya dengan pemandangan hijau rawa-rawa hingga naik turun bukit mendekati kalimantan tengah.

Selama perjalanan 9 jam darat, kami mampir disalah satu rumah makan Itik Panggang Amuntai berikut ini gambarnya:

Rasanya enakk, manis banyak kecap dan dapet kuah soto yang seger 

Beruntungnya dapet Bapak Driver yang sangat friendly dan asik, bahkan kita nyanyi bareng lagu-lagu jadul 80-90an di mobil meskipun sinyal ilang2an bikin buffer youtubenya.  9 jam perjalanan pun tidak terasa, tahu-tahu sudah gelap tapi belum sampai juga di Muara Teweh. Tak lama sampai dan kita mencari rumah makan padang (wkwkwk Nasi Padang tetep terbaik).

Nasi padangnya enakkkk, tapi kurang berasa ya bumbunya

Full 2 hari di hotel karena stay dan trainingnya juga di Hotel JnB Muara Teweh, bisa cek di Traveloka untuk lebih detailnya: https://www.traveloka.com/id-id/hotel/indonesia/jnb-hotel-3000010015583

Review akomodasi di JnB: untuk hotel di kota yang kecil sangat baik, kamar luas (Springbed, TV, Desk, Wifi, Handuk, toiletries (sabun, sikat & pasta gigi). So, jangan disamakan dengan hotel-hotel di kota besar ya, prepare and bring your own personal care. Oiya, kalau minta kamarnya diberesin, pastikan bilang ke reception untuk diberesin ya, karena based on request aja. Untuk menu breakfast sangat terbatas, namun ada buah juga (kebetulan memang penulis kalau sarapan tidak banyak, cukup buah). 

Setiap malam makannya soto banjar or nasi padang hahaha, no choice, the closest restaurant from the hotel. By the way, pastikan punya uang cash yang cukup ya, karena umumnya warung makan resto atau indomaret pun pakai Cash, dan ATMnya pun ada yang yang masih dalam perbaikan.

Nasi Padang lagiiiii hehehe

Another Kalteng cuisine is tried! Ikan sungai bakar tepat warung makan dipinggir sungai barito. Reviewnya ya Ikan bakar, sayangnya sambelnya kurang nendang. Dari segi harga makanan relatif sama dengan Jakarta dikisaran 25-35rbu/porsi. 



Setelah urusan training dan menemui Customer selesai, menyempatkan untuk jalan-jalan melihat sunset di Sungai Barito, rumah mengapung dan Jembatan Pangulu Iban. Here is the stunning sunset at Barito River. 

The sunset from the bridge is absolutely stunning. Alongside the river's edge, there are numerous floating houses that follow going up and down according to the water's surface level.

Adzan magrib berkumandang, kami pun memutuskan untuk solat magrib disekitaran sungai. Hal yang menarik pun terlihat, pemukim rumah mengapung pun melakukan Wudhu dengan air sungai tersebut. Hampir setiap 30meter disisi jalan banyak sekali Tukang Gigi (Apakah jenis air yang dikonsumsi mengakibatkan banyak kerusakan gigi?)

Berikut beberapa foto lainnya:


Pulang ke Jakarta dengan menggunakan Wings Air dari Muara Teweh (Bandar Udara Haji Muhammad Sidik) ke Banjarmasin, lanjut Banjarmasin - Jakarta dengan Lion Air. Sedikit tercengang, karena Bandara ini benar-benar seperti di tengah hutan. Bahkan sinyalpun susah, sempat kami bermasalah karena tidak dapat menunjukkan bukti vaksi dari App Peduli Lindungi akibat tidak adanya sinyal hp.

Kenapa BDJ-CGK tidak Garuda? Pilihan terbaik tetap menggunakan satu grup lion, karena Wings Air delay 1 jam, jadi setibanya landing di Banjarmasin sudah panggilan terakhir untuk Lion Air BDJ-CGK (Terbayang kah? kami harus lari-lari, minta didahulukan dipemeriksaan untuk mengejar pesawat, a great experience)



Thank you for visiting my blog :)

  • Share:

You Might Also Like

0 comments