Urus BPJS Ribet? Lama prosesnya? Berikut Langkah-langkahnya!

By Widia Anggraeni - January 27, 2024

Hi, It's the first article in 2024! New year 2024, New Opportunity!

Kali ini penulis akan membagikan pengalaman pribadi selama rawat jalan dengan menggunakan BPJS disalah satu RS Swasta terbaik di Jakarta Selatan.

Ahhh BPJS Ribet! Emang RS Bagus terima BPJS?
Emang ga ribet harus cari rujukan sana-sini?
Hadeh, antriannya lama banget?
Pasti kata-kata diatas banyak yang ada dibenak orang-orang ya, termasuk penulis, Let's cekidot!

Firstly, penulis mau cerita latar belakang kenapa harus sampai pakai BPJS. Dulu 2019, pernah cidera angkat barang berat, tapi dulu ga berasa atau mungkin ga dirasa, sekian lama mulai terasa nyeri dan memburuk yang juga dari lifestyle pekerja kantoran yang 8-5 duduk sepanjang hari, minum minuman manis, makan-makan gorengan, kurang minum air mineral, dan yang terakhir ga pernah olahraga (kaum rebahan hehe).

So gaesss especially cewe-cewe: Please jangan angkat-angkat beban yang berlebih, terlebih posisi tubuh yang ga tepat atau salah posisi angkat, It's Nightmarish!

Cukup ya backgroundnya, pertanyaan umum dulu "Sudahkah BPJS kalian sesuai dengan domisili?"
Kalau sudah sesuai bagus bisa langsung, jika belum bisa ganti dengan mudah melalui aplikasi JKN >> Perubahan Data Peserta >> Fasilitas Kesehatan Tingkat I >> pilih sesuai lokasi domisili. Perubahan ini akan aktif 1bulan kemudian, sebaiknya diubah jauhjauh hari sesuai domisili. 

  1. Kunjungi Faskes I (Puskesmas/Klinik)
    Dalam case ini penulis langsung datang di Puskesmas Setiabudi Jakarta Selatan. Datang >> Ambil Antrian Dokter umum >> Pemeriksaan Tensi dan perkonsul oleh perawat>> Konsultasi dengan Dokter (Tentu saja jika punya record medical terkait keluhan ini, harus dibawa jadi biar sat-set yaa).
    Dikarenakan fasilitas kesehatan ini belum mumpuni untuk pemeriksaan lebih lanjut ~Radiology MRI, jadi dokter menyarankan untuk rujukan ke RS Tipe D & C. (Sebagai informasi, untuk rujukan dari puskes hanya bisa ke RS Tipe D&C ya, Gimana caranya biar bisa ke RS Tipe B or A? Yuk lanjut) By the way, Bu Dokternya baik banget menyarankan lebih baik ke Tipe D dulu nanti minta rujukan ke RS Tipe B ya. 

  2. Rujukan Pertama RSUD Tipe D 
    Setelah rujukan dari Puskemas keluar, otomatis akan terbit diaplikasi JKN>> Pendaftaran pelayanan (Antrean)>> Fakses Rujukan Tingkat Lanjut>> Pilih dokter dan jadwal yang tersedia. Setelah dapat schedule di minggu depan, datang>> verifikasi dokumen yang dibantu petugas >> registrasi>> screening oleh perawat>> konsultasi dokter. 
    Karena di Faskes lanjutan tingkat ini juga tidak memadai untuk Radiology MRI, jadi diberi rujukan lagi. Dan dokternya sat-set, "mau di rujuk kemana?" oh tentu penulis jawab: "RS Mayapada Jakarta Selatan". Setelah itu dapet rujukan dan obat.
    To be honest, proses di RSUD Mampang lama sekali, menghabiskan waktu sekitar 4 jam di Rumah Sakit, ya maklum juga karena memang pasiennya banyak sekali dan betul-betul Nol Rupiah. Salutnya, meskipun pasiennya banyak tapi petugas RS dan Naskesnya sangat baik dan kooperatif.

  3. Rujukan Kedua RS Tipe B - Mayapada Jakarta Selatan (MHJS) 
    Untuk case di RS Mayapada pendaftaran dokter tidak dapat dilakukan di aplikasi JKN, jadi jadwal pertemuan dengan dokter harus booking melalui telfon di hotline 150770 Senin-Sabtu 07.00 - 15.00 (MHJS CS is very helpful!).
    Informasi lainnya, MHJS akan selalu mengupdate jika ada perubahan jadwal dokter sehari sebelumnya, jadi pastikan nomor telfon yang dicantumkan selalu aktif ya.  Setelah dapat jadwal, untuk pelayanan BPJS di Gedung B, ambil nomor antrian sesuai dengan tujuan (ada 4 jenis antrian: Konsultasi, Pemeriksaan lanjutan, Fisioterapi dan pengembalian dokumen). Masa tunggu sekitar 15-30 menit, namun sesuai dengan antrian (terkadang bisa sampai 1 jam). Berikut alurnya:
    Call CS untuk penjadwalan>> Datang ke RS >> Ambil Antrian >> Registrasi Administrasi >> Skrining kesehatan, tensi dan pertanyaan seputar keluhan >> Konsultasi dokter >> Rekomendasi untuk pemeriksaan tingat lanjut (ke Radiologi/Lab/Fisioterapi) >> kembali ke konter registrasi dg antrian D >> cek ke bagian terkait. 

    Konsultasi dengan Dokter cukup singkat, dan langsung diberikan rekomendasi untuk MRI di Radiologi, setelah dokumen direview oleh petugas administrasi, jadi Penulis langsung ke Radiologi untuk mengkonfirmasi jadwal. Luckily,  Penulis dapat jadwal di minggu depannya (exactly a week!).

    MRI 1,5T Non-contrast
    Datang ke MHJS >> ambil antrian B (Pemeriksaan Lanjutan) >> registrasi administrasi >> ke Radiologi >> antree >> skirining kesehatan oleh perawat, ganti baju (no metal ya) dan diarahkan ke ruangan>> scanning MRI.
    Nakes di ruangan juga sangat kooperatif. Kurang lebih scanning selama 20-25menit MRInya itu sempit dan ketika scanning cukup bising (oiya pasien juga dipasangkan earphone untuk mengurangi bising dan tombol emergency. Penulis mencoba rileks dengan tutup mata dan mengatur pernafasan, ga boleh gerak-gerak atau panik, karena kalau gerak nanti scanning mengulang dari awal). Tak terasa scanning MRI selesai, dan keluar hasilnya kurang dari seminggu! Great MHJS!

    Konsultasi Dokter, Dokter Rehab Medik & Fisioterapi
    Setelah hasil MRI rilis, konsultasi dengan Dokter dan diberi rekomentasi untuk lanjutan Fisioterapi. Namun harus konsultasi terlebih dahulu dengan Dokter Rehab Medik ya untuk jenis metode fisioterapi apa yang tepat (Registrasi staf akan membantu dalam hal ini, intinya jangan malu bertanya ya). Alurnya mengulang lagi seperti di atas, dan dapat jadwal di minggu depannya.
    Konsultasi dengan Dokter Rehab Medik lalu direkomendasikan untuk Fisioterapi 7sesi. Konfirmasi ke bagian Fisioterapi untuk jadwalnya, dengan 1 minggu 2x sesi, dengan banyaknya pasien jadi baru dapat jadwal 3 kemudian.
    Secara bersamaan juga penulis mengunakan asuransi kantor berkonsultasi dengan dokter yang sama dan menjalani advanced medical treatment (Radial Shock Wave Teraphy & Laser) yang ga dicover oleh BPJS. Selama menjalani treatment di MHJS penulis merasakan baik dengan menggunakan asuransi maupun BPJS pelayanannya sama dan therapistnya juga sangat ramah dan baik sekali.

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada BPJS Kesehatan yang sudah sangat baik untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai untuk masyarakat tanpa diskriminasi.
Terimakasih RS-RS penerima pasien BPJS, Dokter dan Nakes yang tetap professional.
Semoga program ini terus diperbaiki agar lebih baik untuk Negeri ini!

Selama bolak-balik ini penulis ingin menyampaikan opini antara lain:
  • Konsultasi dokter BPJS agak lebih singkat karena antriannya banyak ya, jadi pastikan kalian punya poin-poin keluhan dan apa yang tubuh anda rasakan.
  • Jenis obat-obatan yang diberikan juga sesuai ddengan kriteria dari BPJSnya dan jumlahnya banyakkk bangettt karena buat 1bulan (Honestly, ketika konsultasi dengan dokter yang sama mengunaakn asuransi, Penulis nanya nih "dok saya dapet obat dari BPJSnya A, tapi dulu saya dapet B" lalu dokterpun menjawab "A = B, kandungannya sama aja hanya beda manufaktur dan brand saja). Okay siap!
  • Tidak semua Teknologi kesehatan terkini di RS tersebut dicover oleh BPJS, contohnya Electromyography (EMG)  tidak dicover BPJS di MHJS namun dicover di RS lain. Bagusnya, bisa diberikan rujukan untuk memperoleh pemeriksaan dengan metode terkini lainnya. 
  • Ketersediaan jadwal dokter dan fasilitas yang mendukung juga tergantung jenis RSnya, dan jika memang dalam keadaan darurat bisa langsung rujukan IGD dan atau tetap memiliki asuransi pribadi untuk kemungkinan terburuk.
  • Dokter adalah kunci yang memberikan tujuan rujukan, beruntungnya Penulis memperoleh dokter-dokter yang baik dan sangat membantu (meskipun ada selipan permintaan pribadi penulis yang mau ke RS ini hehe).
  • Surat Rujukan ada masa berlaku yaitu 3bulan sejak diterbitkan, pastikan jika ingin perawatan berlanjut harus memperpanjang surat rujukan dari Faskes Tingkat I anda.
  • Biaya MRI dibeberapa RS di Jakarta cukup mahal mulai dari 2,7jt - 5,5jt (Kalau ada yang lebih murah boleh info penulis ya)

By the way, penulis sempat diberikan rujukan ke salah satu RS (Bukan MHJS yaa), dan penulis sedikir kecewa karena dokter yang penulis temui memberikan jalan singkat dengan "You can get this shot, then your pain will immediately go away". OMG, I know that's kind of painkiller, it's a temporary solution! how long can I get those shots without any side effects? why don't you investigate the main cause of my pain? I still can do normal activities, go to work, and even hang out in my current condition, why did you offer me a shortcut? I think you should not be like that Doc, but... Aaaaa.. yaaasudahlah.. 

Beberapa hal lainnya, Penulis juga kadang berbincang-bincang dengan pasien lain, dan penulis merasa sangat beruntung memperoleh perawatan di MHJS dengan pelayanannya yang sangat baik, hasil radiologi yang cepat. Karena ada beberapa informasi di RS lain untuk dapat antrian radiology saja harus menunggu 2 bulan lamanya, bahkan ada yang hasilnya sampai 3minggu. Kalau itu si, bisa jadi dah sembuh sebelum dapet hasilnya ya hehe. 

Oiya, Terakhir tak dilupakan biayanya betul-betul NOL RUPIAH! Tidak ada pungutan biaya apapun! Semua gratis!

Once again! Thank you BPJS Kesehatan, Thank you Puskesmas Setiabudi, RSUD Mampang and ofcourse Mayapada Hospital Jakarta Selatan for giving me excellent healthcare service!

Hopefully, you get some tips and lessons learned from this article on my experience using BPJS Kesehatan in one of the best hospitals in South Jakarta. 
Stay healthy everybody!

Thank you for visiting my page!^^


  • Share:

You Might Also Like

0 comments