Pengolahan Data Seismik: Koreksi NMO, Velocity Analysis dan Stacking
By Widia Anggraeni - January 28, 2018
Koreksi NMO (Normal Moveout)
Koreksi NMO berfungsi untuk menghilangkan pengaruh jarak atau offset terhadap waktu penjalaran gelombang Koreksi NMO ini berkaitan dengan analisa kecepatan dari reflektor atau lapisan batuan.
Waktu tempuh merupakan sebuah fungsi jarak x maka dituliskan kembali
Dimana d adalah jarak penjalaran gelombang hingga hingga batas reflektor, dari gambar maka diperoleh
Gambar 16. Proses pemantulan gelombang, hubungan kurva waktu tempuh sebagai fungsi dari sumber-penerima untuk bentuk kecepatan yang konstan waktu tempuh berbentuk hiperbola (Shearer, 1999).
Velocity Analysis
Kecepatan didefinisikan sebagai penjalaran gelombang seismik pada medium. Berdasarkan nilai kecepatan dapat ditentukan kedalaman, kemiringan horizon dan lain-lain. Beberapa kecepatan menurut Sismanto (1996) yang terdapat pada pengolahan data seismik yaitu :
- Kecepatan sesaat V (instantaneous velocity), adalah laju gelombang yang merambat melalui satu titik dan diukur pada arah rambatan gelombang, ditulis sebagai
- Kecepatan Root Mean Square (RMS) Kecepatan RMS diturunkan dari perhitungan rms pada kecepatan interval. Kecepatan ini adalah hasil penjumlahan dari kecepatan interval. Apabila waktu rambat vertikal Dt1, Dt2, … , Dtn dan kecepatan masing-masing lapisan V1, V2, … , Vn, maka kecepatan rms-nya untuk n lapisan sebagai berikut:
- Kecepatan Interval adalah kecepatan dari suatu interval dari suatu lapisan bawah permukaan. Kecepatan interval digunakan untuk estimasi litologi, estimasi porositas dan estimasi kandungan fluida. adalah laju rata-rata antara dua titik yang diukur tegak lurus terhadap kecepatan lapisan yang dianggap sejajar, ditulis
- Kecepatan stacking adalah kecepatan yang diperoleh dari proses stacking (hasil dari analisa kecepatan). Dimana kecepatan stacking ini adalah nilai kecepatan empiris yang memenuhi dengan tepat hubungan antara Tx dengan To pada persamaan NMO,
- Kecepatan rata-rata adalah kecepatan yang menggambarkan rata-rata dari lapisan permukaan hingga pada reflektor ke-n. juga perbandingan jarak vertikal Dzf terhadap waktu perambatan gelombang Dtf yang menjalar dari sumber ke kedalaman tersebut, ditulis
- Kecepatan migrasi (migration velocity), adalah nilai kecepatan empiris yang memberikan hasil terbaik ketika digunakan dalam perhitungan migrasi.
Gambar 17. Analisis kecepatan t2 - x 2 pada sintetik gather yang diturunkan dari fungsi kecepatan. Bagian tengah menunjukkan spektrum kecepatan. Analisis kecepatan t2 - x 2 diperoleh melalui segitiga yang terdapat pada spektrum kecepatan (Yilmaz, 2001).
Gambar 18. a) undercorrected dikarenakan kecepatan NMO terlalu tinggi, b) overcorrected dikarenakan kecepatan NMO terlalu rendah (Yilmaz, 2001).
Stacking
Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace seismik dalam satu CDP gather untuk meningkatkan Sinyal to Noise ratio (S/N) (Abdullah 2007). Karena sinyal yag koheren akan saling memperkuat dan noise yang inkoheren akan saling menghilangkan. Selain itu stacking akan mengurangi noise yang bersifat koheren. Stack dapat dilakukan berdasarkan Common Depth Point (CDP), Common Offset, Common Shot Point tergantung dari tujuan dari stack itu sendiri. Biasanya proses stack dilakukan berdasarkan CDP yaitu trace-trace yang tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi NMO kemudian dijumlahkan untuk mendapat satu trace yang tajam dan bebas noise seperti pada Gambar 19.
Gambar 19. Stacking pada trace-strace seismik
Referensi:
Priyono, A. 2006. Acquisition, Processing, And Interpretation Seismic Data : FTTM ITB Bandung.
Shearer, P. M. 1999. Introduction To Seismology, Cambridge University Press, United Kingdom.
Sismanto, 1996, Modul 2: Pengolahan Data Seismik, Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Yilmaz, O. 2001. Seismic Data Analysis Volume I. Society Of Exploration Geophysic. Tulsa.